Salafus Shaleh
Salaf (Arab: السلف الصلح Salaf
aṣ-Ṣālih) adalah tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Kemudian istilah salaf ini
dijadikan sebagai salah satu manhaj (metode) dalam agama Islam,
yang mengajarkan syariat Islam secara
murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan, yaitu Salafiyah. Seseorang yang mengikuti aliran ini
disebut Salafy (as-Salafy), jamaknya adalah Salafiyyun
(as-Salafiyyun). Kemudian
para salafy beranggapan bahwa, jika seseorang melakukan suatu
perbuatan tanpa adanya ketetapan dari Allah dan
rasul-Nya, bisa dikatakan sebagai perbuatan bid'ah.
Berdasarkan hadits dari nabi, bahwa generasi terbaik dari umat Islam adalah para sahabat, tabi’in dan tabiu’t tabi’in. Tiga Generasi Utama, yaitu Generasi awal (Rosululloh Muhammad dan Para sahabat), Generasi Kedua (Tabi'in) dan Generasi Ketiga (Tabi'ut Tabi'in).
Salafiyah/Salafisme (Arab: السلفية as-Salafiyyah)
adalah salah satu metode dalam agama Islam yang
mengajarkan syariat Islam secara
murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan, berdasarkan syariat yang ada pada
generasi Muhammad dan para sahabat kemudian setelah mereka
(murid para sahabat) dan setelahnya (murid dari murid para sahabat).
Seseorang yang
mengikuti aliran salafiyah ini disebut dengan salafi (as-salafy),
jamaknya adalah salafiyyun (as-salafiyyun). Ada seorang syekh
yang mengatakan bahwa siapa saja yang berpendapat sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah mengenai aqidah, hukum dan
suluknya menurut pemahaman salaf, maka ia disebut
salafi, jika pendapat mereka sebaliknya maka, mereka itu bukan salafi meskipun
mereka hidup pada zaman sahabat, tabi'in & tabi'ut
tabi'in.
Kata salafiyah diambil
dari kata "Salaf" adalah kependekan dari "Salaf
al-Ṣāliḥ" (Arab: السلف الصالح),
yang berarti "pendahulu yang sholih". Dalam terminologi Islam, secara
umum digunakan untuk menunjuk kepada tiga generasi terbaik umat muslim
yaitu sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in. Ketiga generasi inilah
dianggap sebagai contoh terbaik dalam menjalankan syariat Islam.
Awal penggunaan salafiyah
Istilah salafy ini
telah digunakan sejak zaman Rasulullah sebagaimana telah disebutkan dalam
sebuah hadis yang shahih disebutkan bahwa ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wa sallam ditimpa penyakit yang menyebabkan kematiannya, beliau berkata kepada
Fathimah Radhiallahu anha: “Bertakwalah kepada Allah (wahai Fathimah)
dan bersabarlah. Dan aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.”
Saat ini kata salafi
sering dihubungkan dengan Wahhabisme (untuk sebagian umatnya nama
Wahabi ini dianggap menghina, mereka lebih memilih istilah Salafisme), sehingga
dua istilah ini sering dipandang sebagai sinonim.
Wahabisme ini banyak diartikan dengan pengikut atau nisbah kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, padahal jika dilihat dari cara penisbahan adalah suatu halyang tidak lazim. Karena jika menisbahkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab seharusnya menjadi Muhammadiyyah bukan wahabiyah karena Abdul Wahhab bukan namanya namun nama ayahnya. Para pengikut salafy meyakini bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab tidak mengajarkan agama (aliran) baru dalam syariat Islam, ia hanya berusaha memurnikan Islam yang telah bercampur dengan adat istiadat lokal.
Para pengikut salafy
menganggap Muhammad bin Abdul Wahhab hanya sebagai seorang pemikir besar dalam
agama Islam, sebuah fakta yang dikonfirmasikan oleh mereka menutup ketaatan
kepada ajaran doktrinal. Biasanya, penganutnya dari gerakan salafy menjelaskan
dirinya sebagai "Muwahidin," "Ahl Hadits," atau "Ahl
at-Tauhid."
Istilah salafy ini
juga muncul di dalam kitab Al-Ansab karangan Abu Sa'd Abd
al-Kareem al-Sam'ani, yang meninggal pada tahun 1166 (562 dari kalender Islam).
Di bawah untuk masuk dalam pemikiran al-salafi ujarnya,
"Ini merupakan pemikiran ke salaf, atau pendahulu, dan mereka mengadopsi
pengajaran pemikiran berdasarkan apa yang saya telah mendengar."
Salafy melihat tiga
generasi pertama dari umat Islam, yaitu Muhammad dan para sahabatnya, dan dua generasi berikut
setelah mereka, tabi'in dan tabi 'ut-tabi'in,
sebagai contoh bagaimana Islam harus dilakukan. Prinsip ini berasal dari aliran
Sunni, hadits (petunjuk) yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad:
Dalam hal akidah
Salafy mengikuti Imam 4 Mazhab (Hanafi,Ahmad ibnu Hanbal, As-Syafii dan Maliki) yang semua adalah sama dalam hal akidah. Namun
dalam hal furu' (cabang) mereka mengikuti yang paling kuat dalilnya yang datang
dari Nabi Muhammad.
Dahulu pada zaman Nabi
dan para sahabat hanya ada nama "Islam" setelah adanya penyusup di
dalam Islam yang membuat-buat ajaran baru sehingga membuat para sahabat ingin
menjelaskan keadaan mereka kepada manusia maka dibuatlah nama Ahlusunnah
Wal Jama'ah yang artinya pengikut sunnah yaitu mereka yang
mempertahankan syariat Islam seseuai dengan petunjuk (sunnah) Nabi Muhammad,
lawannya adalah Ahlul Bid'ah yaitu mereka yang membuat ajaraan-ajaran baru
dalam Agama Islam
Pokok ajaran dari
ideologi dasar salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan
selesai pada waktu masa Muhammad dan para
sahabatnya, oleh karena itu tidak diperbolehkan adanya inovasi atau tambahan
dalam syariat Islam karena pengaruh adat dan budaya. Paham ideologi Salafi
berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam yang sesuai dengan agama
Muhammad pertama kali berdakwah.
Salafisme juga telah
digambarkan sebagai sebuah versi sederhana dan pengetahuan Islam, di mana
penganutnya mengikuti beberapa perintah dan praktik yang hanya sesuai dengan
petunjuk Nabi Muhammad.
Para Salafy sangat
berhati-hati dalam agama, apalagi dalam urusan aqidah dan fiqh. Salafy sangat
berpatokan kepada salaf as-shalih. Bukan hanya
masalah agama saja mereka perhatikan, tetapi masalah berpakaian, salafy sangat
suka mengikuti gaya berpakaian seperti zaman salaf as-shalih seperti
memanjangkan jenggot, memakai gamis bagi laki-laki atau memaki celana
menggantung (tidak melebihi mata kaki), dan juga memakai cadar bagi
beberapa wanita salafy.
Penggunaan salafiyah masa kini
Pada zaman modern,
kata salafy memiliki dua definisi yang kadang-kadang berbeda. Yang pertama,
digunakan oleh akademisi dan sejarawan, merujuk pada "aliran pemikiran
yang muncul pada paruh kedua abad sembilan belas sebagai reaksi atas penyebaran
ide-ide dari Eropa," dan "orang-orang yang mencoba memurnikan kembali
ajaran yang telah di bawa Rasulullah serta menjauhi berbagai ke-bid'ah-an,
khurafat, syirik dalam agama Islam"
Penggunaan "yang
cukup berbeda" kedua yang lebih disenangi oleh para salafy kontemporer
secara sepihak, mendefinisikan seorang salafi sebagai muslim yang mengikuti
"perintah kitab suci ... secara literal, tradisional" dan bukannya "penafsiran
yang nampak tak berbatas" dari "salafi" awal. Para Salafi ini
melihat ke Ibnu Taimiyah,
bukan ke figur abad ke 19 Muhammad Abduh, Jamal
al-Din, Rashid Rida.
Para ulama yang tergolong salaf
·
Al Bukhary
·
Muslim
·
Abu Daud
·
Abu Hatim
·
Abu Zur'ah
·
At-Tirmidzi
·
An-Nasa'i
·
Ahmad bin hanbal
·
Asy-Syafi'i
·
Muhammad
bin abdul wahab an-najdy
·
Malik bin Anas
|